Rumah konsep pesanstren

Tokoh Dunia yang Tak Pernah Rasakan Cinta Wanita

- November 18, 2017





Lelaki ini kurus. Badannya pendek. Tapi jiwanya mengangkasa. Cita-citanya tinggi. Tulisannya dalam dan menghunjam. Bak jangkar yang mampu membuat kapal aman dari goncangan arus air laut. 





Laki-laki ini tak tampan. Wajahnya tak rupawan. Hatinya pernah terluka oleh cinta pertamanya. Pedih, perih, tapi tulisannya tetap dalam dan menggerakkan. 

Ia memang tuna cinta. Hingga wafatnya. Ia tak pernah menyentuh wanita sampai ajalnya tiba. Karenanya, fisiknya suci, sebagaimana jiwanya. 

Ia, insya Allah, memang tak layak untuk cinta manusia yang banyak cela. Cintanya hanya untuk sang bidadari surga dan Zat Pencipta Cinta. Ia persembahkan seluruh hidupnya untuk cinta nan suci itu. 

Ia sepi, jika kacamatanya kita. Ia sunyi, saat penilaiannya manusia. 

Lelaki ini, telah membuatku dan banyak laki-laki lain bangun cinta. Bukan hanya melalui kisah hidupnya, tetapi juga dengan tulisan-tulisannya. 

Benar! Meski tali gantungan menjadi sebab perginya nyawa, jutaan huruf yang ia rangkai berhasil menumbuhgagahkan jutaan jiwa.

Itulah makna menyejarah. Ia boleh dilupakan oleh pembencinya, tapi karyanya abadi dan bermanfaat bagi banyak orang lintas generasi. Sepanjang usia zaman. 




Ia, satu-satunya lelaki yang membuatku berhemat sejak lama agar bisa membeli karyanya. Dan bilangan 12 jilid Zhilal benar-benar terpajang di rak dalam masa terlama, entah berapa ratus purnama. 

Laki-laki ini telah berkalang tanah jasadnya. Tapi saat kubuka lembar-lembar tafsirnya, ia seperti duduk dan berbicara. Ia, sungguh, masih terasa hidup hingga kini.

Tulisannya benar-benar terasa. Huruf-huruf yang ia rangkai berbicara. Itu yang kurasa. 

Laki-laki ini pula yang kerap membuat perempuanku cemburu. Sebab kerapkali, aku tidur bersama lembaran-lembaran Zhilalnya. 

Ya Rabbana, ampuni ia, sayangi ia, maafkan ia. Hapus semua dosanya. Terima amal baiknya. 

Ya Allah, bahagiakan dia bersama bidadari di Surga-Mu. Sebab ia telah menukar nikmatnya nikah dengan lezatnya ilmu dan dakwah. [Mbah Pirman/Tarbawia]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search