Rumah konsep pesanstren

Kisah Nyata Umrah Marbot Tuna Netra 73 Tahun Setelah Puluhan Tahun Mengabdi

- Maret 29, 2018

Marbot Tuna Netra 73 tahun, Isya, sebelum beraangkat umrah [ES]



Jakarta - Sungguh jika Allah Swt mau berkehendak apapun bisa terjadi dan masuk akal kalau Pemilik Alam semesta ini sudah mentakdirkan sesuatu. Seperti halnya yang terjadi pada seorang Pak Isya (73 th), seorang Muadzin dan Marbot sebuah Masjid di Lebak Banten sana.





Beliau sudah berkhidmat untuk agama ini dengan cara menjadi tukang adzan (Muadzin) sekaligus Marbot Masjid sejak puluhan tahun lalu. Maka atas izin dan kehendak dari Allah Swt, dirinya yang juga seorang Tunanetra bisa berangkat ke Baitullah, menunaikan ibadah Umroh bersama sama dengan para Muadzin, Marbot Masjid dan para penghafal Quran lainnya. 

Adalah Yayasan Darul Rizki Pratama (DRP) yang menjadi wasilah (sarana) mereka itu sehingga bisa menggunjungi baitullah di Mekkah Al Mukarromah, Saudi Arabia.

Keluarga Marbot Tuna Netra 73 tahun, Isya, sebelum beraangkat umrah [ES]


Puluhan muadzin, marbot dan penghafal Al Quran itu berangkat menunaikan ibadah umroh pada hari Rabu (28/3) secara bersama sama bertolak dari Jakarta melalui bandara Soekarno Hatta, Cengkareng Banten. 





Wajah wajah kebahagiaan penuh rasa syukur nampak jelas terlihat di antara para undangan tamu Allah tersebut yang mendapat kesempatan ibadah Umroh Gratis dari Yayasan Darul Rizki Pratama (DRP).

Ustadzah Nurhayati selaku perwakilan pengurus dari Yasayasan DRP menyampaiakan bahwa ini adalah progaram rutin dari DRP untuk memberangkatkan mereka para kaum muslimin yang sudah berkhidmat dan berjuang untuk agama ini.

"Program umroh gratis ini dari DRP sudah berjalan selama hampir 4 tahun lebih, cuma untuk tahun ini ada penambahan selain dari para penghafal Quran yang kita ajak, tahun ini kita menambahkan para marbot dan muadzin untuk ikut serta juga berangkat ke Baitullah," tutur ustadzah Nurhayati.

Pak Isa adalah salah satu muadzin dan sekaligus marbot di sebuah masjid di lebak Banten sana yang sangat jauh dari kota besar. Walau memiliki keterbatasan fisik, karena kedua mata beliau sudah tidak bisa melihat lagi. Namun perjuangan untuk menjadi penolong agama Allah telah dibuktikannya. 

Puluhan tahun beliau menjadi seorang muadzin dan sekaligus membersihkan dan merawat Masjid di Lebak. Akhirnya karena kesabaran dan perjuangannya melalui washilah Yayasan DRP beliau diberangkatkan umroh gratis. [ES]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search