Rumah konsep pesanstren

Rajin Ibadah Tapi Tidak Bernilai? Ini Jawaban Ustadz Somad

- Maret 05, 2018


Menjadi Muslim itu mulia, tapi tidak cukup. Muslim dan Muslimah harus membuktikan keislamannya dengan beriman kemudian melakukan amal shalih.





Diantara orang-orang yang beriman itu, siapakah yang paling mulia di sisi Allah Ta'ala?

"Orang beriman yang paling afdhal adalah orang yang paling baik akhlaknya." kata Ustadz Abdul Somad mengutip sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam acara Damai Indonesiaku di Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Tugu Utara, Koja, Jakarta pada Sabtu (3/3/18).

Menurut Ustadz Somad, Allah Ta'ala tidak memuji Nabi Muhamamd Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam hal ibadah ritual. Pujian Allah Ta'ala kepada utusan-Nya itu justru karena kualitas akhlaknya.

"Engkau dalam akhlak yang luar biasa," tegas Ustadz Somad mengutip salah satu ayat di dalam Al-Qur'an yang mulia.

Dengan dua dalil shahih tersebut, Ustadz Somad mengingatkan, jika ada orang yang ibadah ritualnya mengagumkan tetapi tidak berefek dalam kehidupan sehari-hari antar sesama makhluk, maka ibadahnya itu tidak bernilai di sisi Allah.





"Bila ada orang ibadahnya banyak, ibadahnya luar biasa, tapi tidak berefek dalam kehidupan pribadinya, maka (ibadahnya) tidak bernilai di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala." terang Ustadz Somad bersemangat.

Dai asal Riau ini memberikan contoh dengan mengutip riwayat seorang wanita ahli ibadah tetapi dimasukkan ke dalam neraka. Sebabnya karena wanita itu memelihara seekor kucing tanpa memberikan makanan sementara kucing diletakkan di dalam kandang sehingga tidak bisa pergi ke mana-mana. 

"Neraka jahannam tempatnya." katanya menjelaskan.

Sebaliknya, ada seorang wanita pezina yang berakhlak kurang baik, tetapi dimasukkan ke dalam surga karena berbuat baik dengan memberikan minum kepada seekor anjing yang kehausan dan hampir meninggal.

"Ini hadits tentang kelembutan hati dari seorang wanita yang tidak baik untuk binatang yang haram dengan tempat yang kotor, tapi ada ketulusan hati." tegasnya. 

Sang dai mengingatkan, hadits ini bukanlah dalil atau anjuran bagi seseorang untuk memelihara anjing tanpa keperluan yang syar'i atau hanya untuk hiasa. [Tarbawia]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search