Rumah konsep pesanstren

Begini Penjelasan Cerdas TGB Terkait Bahaya Penyakit 'Ain dan Penangkalnya

- April 10, 2018
Penyakit 'Ain
Penyakit 'Ain (ilustrasi-mslm)


Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengisahkan salah satu kebiasaan kakeknya yang juga pendiri ormas Islam Nahdhatul Wathan (NW). Menurut TGB, Sang Kakek Muhammad Zainuddin Abdul Majid kerap mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tentang bahayanya penyakit 'ain.





"Muhammad Zainuddin Abdul Majid sering menyebut hadits Nabi, 'Kalau ada sesuatu yang lebih cepat dari taqdir Allah sampai ke orang, itu adalah penyakit 'ain.'" kata TGB di Masjid Rahmatan Lil 'Alamin, ECO Pesantren Daarut Tauhid Bandung pada Ahad (1/4/18).

Penyakit 'ain, kata TGB, menimpa seseorang ketika ada orang lain yang melihat dirinya dengan perasaan takjub atau kagum tanpa mengembalikan semua kelebihan kepada Allah Ta'ala.

"Penyakit 'ain itu, kita dilihat oleh orang dengan kekaguman. Kita dilihat oleh orang dengan ketakjuban." lanjut doktor Tafsir Al-Qur'an jebolan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.

TGB mengingatkan agar siapa pun yang dikagumi oleh orang lain jangan merasa tertipu. Sebab, lanjutnya, jika disikapi dengan keliru, kekaguman orang lain justru membahayakan bagi diri sendiri.

"Ketika kita dilihat seperti itu, jangan tertipu, jangan merasa itu sebagai kehormatan dan kemuliaan. Tapi justru pada pandangan kekaguman, ketakjuban ada potensi bahaya yang luar biasa." lanjutnya berpesan.

Ketika seseorang melihat orang lain dengan ketakjuban semata, meski yang diucapkan seperti kebaikan, saat tidak menyebut nama Allah, maka sejatinya pujian kekaguman adalah racun yang berbahaya.





"Jika kita hanya melihatnya dengan ketakjuban, maka kita seperti mengirim racun secara terus menerus kepada orang itu." pesan TGB.


Penangkal 'Ain


TGB mengutip satu hadits Nabi agar umatnya terhindar dari penyakit 'ain yang terkesan remeh dan sederhana, tetapi sejatinya membinasakan.

"Rasul mengingatkan, setiap kita melihat seseorang mendapat karunia Allah, jangan kita katakan, 'Wow, hebat sekali, dan sejenisnya', tapi bantu saudara kita dengan mengatakan, 'Masya Allah, Tabarakallah.'" kata Gubernur NTB 2008-2018 ini.

Dengan menyebut nama Allah ketika mengagumi makhluk-Nya, maka hal itu telah menyelamatkan diri dan orang yang dipuji dari peluang bahaya dan ketergelinciran karena penyakit 'ain.

"Jika kita mengatakan hal itu kepada saudara kita yang mendapatkan nikmat, maka kita telah membantu membentengi sauara kita dari takabbur, 'ujub, dan dari kehancuran." sambung TGB.

"Ucapkan pada siapa pun yang mendapatkan karunia Allah-anak kita yang bisa membaca Al-Qur'an, yang hafal Al-Qur'an-dengan ucapan, 'Masya Allah, Tabarakallah.', bukan dengan mengatakan, 'Nih anak saya hebat nih,'" pungkas salah satu kandidat capres 2019 ini. [Tarbawia]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search