Rumah konsep pesanstren

Kental Politisasi, Perlawanan Senyap Emak-Emak NU Ini Panen Pujian

- Januari 28, 2019

Netizen mengungkap fenomena perlawan senyap dari sekelompol Muslimat Nahdhatul Ulama (NU) terkait dugaan kuat kentalnya politisasi pada ajang Harlah ke-73 Muslimat NU di GBK, Jakarta, Ahad (27/1/19).




"Emak-emak NU kumpul di GBK. Acaranya berjudul rakor, isinya tetep politis. Kemasan hijau, isinya merah. Dibuka dan disambut para elit petahana." tulis Yanto Hendrawan melalui akun fesbuknya, Senin (28/1/19).


Meski berbaju hijau, lanjut Yanto, emak-emak NU tersebut memiliki afiliasi politik yang berbeda dengan para elit di panggung utama. Apalagi, Muslimat NU secara kelembagaan memang bukan entitas politik praktis.




"Tapi, ternyata oh ternyata, tak semua emak-emak berbaju hijau, berhati hijau. Banyak yang berani menyatakan putih. Jiwanya PKS, batinnya Gerindra. Berbekal ponsel dan keberanian, mereka nampang berjari V ke kamera. Creek..! Aaah..Legaa. Sekejap menyebar di socmed." lanjut Yanto.



Fenomena ini, menurut Yanto, merupakan perlawanan senyap para emak-emak NU di akar rumput. Tak ayal, hal ini membuat para elit kecewa.




"Ini judulnya 'Perlawanan Senyap'. Hati mereka tidak duduk di sana. Jiwa mereka tersembuyi semangat Prabowo-Sandi. Menyakitkan bagi TKN dan panitia, apalagi buzzer. Dan jangan lupa, ini foto-foto khusus yang berani saja. Yang tak berani, bisa jadi ada ribuan bahkan jutaan lagi di mana-mana." terangnya melanjutkan.



Yanto juga berpendapat, emak-emak NU ini tetap mengikuti acara Harlah ke-73 Muslimat NU sebagai bentuk solidaritas dan sikap dalam berjamaah. Mereka mendudukkan egoisme dengan tetap duduk bersama meski berbeda pilihan politik.




"Lalu kenapa ada di sana? Alasan klasik. Mereka menghargai komunitas. Tak enak hati jika tak ikut, riskan dijauhi jika tak bergabung. Tetangga dan sekitar hijau semua. Biasalah, efek social community di masyarakat negeri ini kan memang begitu. Beda, pasti disisihkan. Akhirnya raganya ikut, tapi hatinya tertinggal." tegasnya.

"Tangan kanannya telunjuk melangit, di belakang punggung tangan kirinya berjari jempol dan telunjuk menyimbol V. Punggungnya dibalut busana hijau, kursinya berwarna merah tapi hatinya cap kepala burung berkeadilan sejahtera. Ha..ha..ha..." pungkas Yanto.

Hingga berita ini diturunkan belum ada klarifikasi dari petinggi Muslimat NU atau emak-emak NU yang terlihat di dalam gambar melambangkan 2 jari yang akhir-akhir ini dimaknai sebagai dukungan kepada capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi. [Tarbawia]

Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia

Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:


Info Donasi/Iklan:

085691479667 (WA)
081391871737 (Telegram)



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search