Rumah konsep pesanstren

Usai Dipaksa Hapus Gambar, Wartawan: Mereka Pukul Ramai-Ramai ke Arah Mata dan Kepala

- September 30, 2019


Kronologis penganiayaan menimpa saya.

Saya selesai Shalat Isya' di Masjid Polda Metro Jaya hendak pulang. Sebelum gerbang pintu keluar persisnya depan indomaret atau samping SDM ada keramaian banyak sekali anggota polisi seperti ribut-ribut, langsung naluri jurnalistik saya bergerak hendak ambil gambar video.

Tapi begitu baru beberapa saat ambil video, mereka membentak saya, "Ambil gambar yah?"

Saya bilang, "Saya wartawan dari Sinar Pagi yang ngepos (ditugaskan) di Polda Metro Jaya sini,"

Tapi tetap saja mereka minta dihapus! Mereka maksa minta dihapus. Terpaksa saya hapus. Tapi lagi berusaha ngehapus, mereka memukul saya beramai-ramai! 

Mukul dari belakang, jenggut, rambut saya. Mereka tonjok kencang-kencang mata saya sebelah kanan sampai darah mengucur.

Begitu juga kepala belakang saya dihajar sampai bocor berdarah. Sembari teriak-teriak, "Telanj*ngi... Telanj*ngi,"

Saya bilang, "Wartawan Pak, wartawan, " sembari berusaha menyelamatkan diri ke arah Humas PMJ dengan harapan selain ada yang kenal mudah-mudahan ada yang berpangkat atau komandan yang bisa menolong.

Untuk sementara demikian karena kepala senut-senut, mata kanan darah masih netes-netes. Hp dan kunci motor saya juga hilang. 

(Haryawan - Koran SINAR PAGI)
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search