Rumah konsep pesanstren

Bisnis Jalan Panjang

- April 25, 2018

Suatu siang di ruang makan pembicara, seorang tokoh yang berniat kuat menjadi capres di 2019 berbincang ke Saya.




"Mas Rendy, kalo memang Saya berhasil jadi Presiden, Saya buat perpres bunga deposito nol. Yang biasanya orang punya duit miliaran ongkang ongkang kaki, langsung sibuk cari bisnis di lapangan, triliunan uang keluar seketika."

Mantap juga ini mas ngomongnya. TOP deh. Masuk akal memang. Selama ini yang bikin ekonomi melambat itu karena uang mengendap dan tidak berputar di sektor riil.

Oke lah kalo deposito bener-bener 0%, deposan yang punya uang 10M di deposito, yang biasa dapat 50 jt per bulan, tiba-tiba harus mikir gimana caranya uangnya gerak.

Uang-uang yang semula di sektor moneter itu kemudian akan mencari serat bisnis di lapangan, akan mencari peluang, akan mencari celah untuk masuk dan join.

Yang jadi masalahnya, siapa yang mau muterin? Begitu kita bicara ribu triliun bergerak keluar dari sangkar-sangkar deposito, kemanakah uang itu kemudian akan diputar?

Aliran uang ini disebut dengan aliran ke sektor riil. Apa itu sektor riil? Apa itu sektor moneter? 

Konon, 90% uang yang beredar berputar di sektor moneter. Setelah uang dikumpulkan di Bank, harusnya uang tersebut dialirkan kembali ke masyarakat, begitu tidak semua uang bisa disalurkan melalui kredit ke masyarakat, uang yang tersisa ini diurus oleh departemen treasury. 

Uang ini kemudian akan digerakkan ke dalam instrumen portofolio moneter. Berubah menjadi angka-angka digital yang diperdagangkan dalam satuan waktu.

Uang yang semula pendukung ekonomi, menjadi sesuatu yang diperdagangkan. Sementara sektor riil ini pegel.

Penggerak ekonomi jalan panjang ini harus menyiapkan bahan baku, melakukan produksi secara seksama, membangun pabrik, mengelola manusia, membangun kanal distribusi, hingga melayani penjualan.




Di sinilah mesin pertumbuhan ekonomi itu bergerak. Ekonomi bergerak karena sektor alam nyata ini yang secara riil memberikan dampak kesejahteraan. Jika Anda bisnis valas, maka uang Anda akan ditransaksikan dalam angka-angka di layar.  

Namun ketika uang Anda diusahakan menjadi kolam lele bioflok, penjual bak dapat aliran uang, penjual benih lele bergerak, penjual pakan bergerak, dan transaksi pemenuhan lele bergerak.

Anda bisnis bakso, akan ada sewa tempat, akan ada beli daging, akan ada beli terigu, beli mangkok, beli perlengkapan makan, meja dan lain-lain.

Ekonomi bergerak.

Pertanyaan di atas kembali Saya ulang, jika ribuan triliun uang yang kemudian membanjiri sektor riil itu terjadi, apakah kita siap?

 Tulisan ini gak nantangin sang calon presiden. Ini dialektika aja. Mencoba menjawab narasi dengan narasi. Repot juga kalo gak ada pemain di sektor riil.

Tulisan ini bahkan mendorong kita semua untuk menyiapkan diri sebagai pelaku sektor riil. Bisnis sektor riil ini memang pegel.

Bikin film jual film, bikin nasi jual nasi bakar, bikin roti jual burger, beli kain jual baju.

Prosesnya panjang. Untungnya kecil. Lelah berkeringat. Ribet. Gak kayak main angka di layar, flip flop jadi dua kali lipat.

Narator Bangsa
Rendy Saputra



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search