Rumah konsep pesanstren

Na'udzubillah... Ustadz Adi Hidayat Beberkan Dua Ciri Kajian yang Harus Ditinggalkan

- September 07, 2018

Ustadz Adi Hidayat Lc MA (ilustrasi)


Ustadz Adi Hidayat Lc MA berwasiat kepada umat Islam dan seluruh dai. Kepada para dai, Ustadz Adi mengingatkan agar mendidik dengan cara yang benar. 




Kepada umat Islam, Ustadz Adi menetapkan dua kaidah penting. Jika dua hal ini ditemukan dalam kajian, apa pun namanya, maka Ustadz Adi menegaskan bahwa kajian itu harus lekas ditinggalkan.

"Ini yang paling bahaya. Hati-hati. Saya ingatkan kepada para ustadz, tolong ajari murid-muridnya dengan baik. Saya tanya ke beberapa orang, ternyata yang terafiliasi ke situ, disampaikan kepada saya, bahkan saat mulai ikut kajian dijauhi; yang ini jelas surganya, yang ini belum tentu masuk surga. Itu yang paling bahaya." tutur Ustadz Adi Hidayat.

"Kajian Islam yang baik itu, sejak zaman Nabi; satu, sifatnya selalu menyatukan, tidak pernah memecah belah. Nabi datang, keadaan orang-orang Arab yang terpecah menjadi bersatu, muhajirin dan anshar, aus dan khazraj." kata Ustadz Adi, Kamis (6/9/18) malam. 

Namun, jika menemukan suatu kajian yang bersifat sebaliknya, Ustadz Adi menegaskan bahwa kajian tersebut harus segera ditinggalkan karena adanya hal yang keliru.

"Jika ada suatu kajian, Anda masuk ke situ, tiba-tiba terpecah; dengan suami gak akur, dengan tetangga gak beres, merasa benar sendiri, berarti ada yang salah dengan kajian ini. Saran saya, cepat tinggalkan. Cepat tinggalkan karena ada yang tidak benar dengan kajian itu." tegas Ustadz Adi.




Ustadz Adi melanjutkan, kajian Islam harus menjadikan pengikutnya menjadi lebih baik. Jika sebaliknya, maka kajian jenis itu harus lekas-lekas ditinggalkan.

"Kedua, sifat dalam kajian Islam selalu memperbaiki menjadi yang lebih baik, tidak pernah lebih buruk.  Orang jahiliyah sifatnya suka maki-maki orang, suka mencela orang, sifatnya buruk pada orang lain, tiba-tiba datang Nabi, diwahyukan Al-Qur'an kepadanya, diajarkan lewat sunnah; yang keras tiba-tiba jadi lembut, yang pencela tiba-tiba jadi pecinta, kerasnya jadi lembut, dari pencela menjadi pecinta, dari memukul menjadi merangkul." terangnya lancar.

"Jika dari yang lembut tiba-tiba Anda menjadi keras, dari yang menyatu harmoni tiba-tiba jadi pecah, dari yang mencinta tiba-tiba jadi mencela, berarti ada yang salah di pengajian itu. Ada yang tidak tepat." lanjutnya dengan tegas.

"Saran saya, coba perbaiki diri. Kalau Anda belajar Al-Qur'an dan Sunnah tapi sifat Anda tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, ada yang keliru di situ." pungkas sang ustadz. [Tarbawia]


Gabung ke Channel Telegram Tarbawia untuk dapatkan artikel/berita terbaru pilihan kami. Join ke Tarbawia



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search