Rumah konsep pesanstren

Tolak Ikrar di Bali, Ustadz Somad: (Mereka) Preman Nasi Bungkus!

- Desember 11, 2017

Sesampainya di Pekanbaru, Riau pada Ahad (10/12/17) dai Nasional Ustadz Abdul Somad Lc MA menyampaikan klarifikasi terkait penolakan yang dialami di Denpasar, Bali saat melakukan jaulah dakwah.





Dengan berani, Ustadz Somad menyampaikan alasannya menolak ikrar di depan segelintir penolak. Menurutnya, para penolak tidaklah memiliki otoritas.

"Ketika diminta untuk berikrar, saya tidak mau. Saya tidak mau bukan berarti saya tidak cinta dengan NKRI. Saya tidak perlu berikrar di depan orang yang tidak punya legalitas. Apa legalitas mereka? Otoritas apa sehingga saya harus berikrar di depan mereka?" terang Ustadz Somad disambut pekik takbir umat Islam yang mengikuti konferensi pers.

Dalam keterangannya, Ustadz Somad bukanlah sosok yang anti-NKRI. Bahkan sudah sejal lama, sang ustadz berdakwah ke berbagai pelosok negeri untuk mengajarkan Islam. Ustadz Somad juga terbukti mengibarkan sang merah putih dalam upacara bendera.

"Bicara masalah menyanyikan lagu Indonesia Raya, masih ada viral rekamannya. Alhamdulillah masih bisa dicari sampai hari ini. Di Kampung Suku Talang Mamak sana. Tujuh jam dari Indragiri Hulu, kami menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menaikkan bendera." tutur sang ustadz, lembut namun tegas.

Sedangkan terkait mencium bendera, Ustadz Somad memberikan contoh tindakan yang dilakukan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz. Dalam ijtihad Ustadz Somad, hal itu dibolehkan.

"Masalah mencium bendera, itu Sultan Raja sekarang, Malik Salman bin Abdul Aziz mencium bendera. Tidak ada masalah dengan keyakinan saya." tegas ustadz lulusan Magister Darul Hadits Maroko ini.





Ustadz Somad menolak ikrar sebagai bentuk penentangan terhadap tindakan kekerasan dan kekasaran. Apalagi didinya diundang, bukan mengajukan diri untuk hadir sebagai penceramah.

"Saya tidak mau didikte di depan preman." tegasnya.

Menurutnya, para provokator yang hanya terdiri dari beberapa gelintir orang ini hanyalah preman nasi bungkus.

"Preman nasi bungkus ini. Itu yang saya tidak mau." katanya menegaskan.

Hal lain yang disampaikan Ustadz Somad, ialah imbauan kepada pemerintah agar menjaga ulama. Jika ulama diganggu, maka umat akan marah.

"Maka ke depan, saya mau menyatakan, pemerintah harus menjaga ulama. Kalau tidak, umat akan mengamuk." terangnya menyampaikan klarifikasi poin kedua. [Mbah Pirman/Tarbawia]





Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search