Rumah konsep pesanstren

Amalan Ringan Ini Pahalanya Lebih Besar dari I’tikaf 10 Tahun

- Januari 31, 2018


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dengan sanad jayyid, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan satu amalan ringan yang memiliki pahala besar. Amalan ringan ini memiliki pahala yang lebih besar dari i’tikaf selama sepuluh tahun. 





“Siapa yang berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, maka hal itu lebih baik daripada melakukan i’tikaf selama sepuluh tahun.” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan Imam Ath-Thabrani yang dikutip Dr Muhammad Ali Hasyimi dalam Membentuk Kepribadian Muslim Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Padahal i’tikaf memiliki keutamaan yang sangat agung. Jika dilakukan dengan ikhlas untuk menggapai ridha dari Allah Ta’ala, i’tikaf satu hari bisa menjauhkan seorang Muslim dari neraka sejauh tiga parit yang jarak antar parit lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat. 

“Dan siapa yang beri’tikaf selama satu hari dengan tulus untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka Allah akan membuatkan tiga parit yang memisahkannya dari neraka. Setiap parit jaraknya lebih jauh daripada jarak antara dua ufuk (barat dan timur).” sabda Nabi dalam kelanjutan riwayat Imam Ath-Thbarani di atas. 

Hadits agung ini bukanlah alasan bagi sebagian kita hingga meremahkan amalan i’tikaf yang agung. I’tikaf merupakan perhentian bagi seorang hamba agar sibuk dan fokus hanya kepada Tuhan Semesta Alam. 

Seperti disebutkan dalam riwayat ini, i’tikaf yang dilakukan karena Allah Ta’ala, meski hanya sehari mampu membuat jarak antar seorang hamba dengan neraka sejauh 3 kali jarak antara timur dan barat.




Hadits agung ini merupakan satu bukti sangat nyata betapa Islam bukanlah agama kerahiban yang mementingkan hubungan dengan Allah semata kemudian mengacuhkan sekitar. Islam yang sempurna mengatur dengan baik agar setiap Muslim dan Muslimah menjadi shalih secara ritual dan sosial. 

Itulah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau bukan hanya seorang ahli ibadah, tetapi juga lelaki shalih yang kehadirannya sangat dibutuhkan oleh keluarga dan masyarakat bahkan bangsa. 

Terbukti, peradaban Islam yang beliau bawa mampu melahirkan peradaban adikuasa yang mengalahkan Romawi dan Persia dengan kesantunan. 

Di dalam hadits ini, Nabi ingin menegaskan kepada seluruh umatnya agar peduli kepada sesama. Agar umatnya tidak egois dengan sibuk beribadah tetapi menelantarkan tetangga kanan-kirinya yang tengah ditimpa musibah atau membutuhkan bantuan fisik berupa makanan, pakaian, dan sejenisnya.

Islam, melalui hadits ini, menunjukkan kelasnya sebagai agama yang sangat rasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Bantulah saudara di sekitarmu. Di sana tersedia surga dari Tuhan Semesta Raya. [Tarbawia]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search