Rumah konsep pesanstren

Syubhat Kecantikan dalam Pernikahan

- Desember 11, 2018



Ada kekeliruan besar ketika seseorang berpemahaman bahwa istri terbaik sama sekali tak ada urusannya dengan fisik. Kekeliruan pemahaman ini sama kelirunya dengan mereka yang mengira bahwa istri harus bening, tinggi, berat badan ideal serta ukuran-ukuran manusiawi-materi lainnya.




Kenapa sama-sama keliru? Sebab salah paham dalam hal ini memilki andil besar dalam sukses atau gagalnya sebuah rumah tangga.

Banyak rumah tangga kandas ketika paras pasangan berubah. Dan malangnya, perubahan paras ini kepastian.

Istri Cantik Itu Mutlak


Istri itu harus cantik. Tak ada tawar menawar. Tak ada perdebatan. Kudu cantik. Titik.

Kalau tidak cantik, jangan-jangan dia lelaki yang melambai. Kalau tidak cantik, waspadai cintamu akan mudah hilang.

Maka, cantik ini personal. Standar masing-masing orang tak sama. Maka asal dia wanita, lalu kita tertarik padanya; itulah cantik.

Dan di sinilah seorang suami selayaknya menyatakan, "Istriku yang paling cantik." Jangan tawar lagi!




Di dalam ajaran Nabi Muhammad sendiri, kecantikan menjadi salah satu ukuran dan alasan menjatuhkan pilihan. Saat ada sahabat yang akan menikah, Nabi senantiasa bertanya, "Apakah kamu sudah melihatnya?"

Dan saat si sahabat belum melihat, Nabi memerintahkan kepadanya untuk melihat.

Perintah melihat calon istri ini amat penting, erat kaitannya dengan makna keantikan dan suatu hal terindra yang menyebabkan ketertarikan.

Dalam riwayat lain tentang kriteria istri terbaik, Nabi juga menyebutkan 4 hal yang salah satunya adalah kecantikan selain nasab, kekayaan dan agama.

Sedangkan terkait calon suami, ada sahabat wanita Nabi yang mengajukan gugatan cerai lantaran suaminya tak menarik secara fisik.

Sahabat wanita ini, sama sekali tak gila penampilan. Dia hanya menyatakan, "Aku tak mau memandang buruk (karena fisiknya tidak tampan) padahal ia adalah seorang sahabat Nabi yang seharusnya dimuliakan."

Jelaslah sudah persoalan fisik ini. Tak perlu diperdebatkan. Tak usah dipersoalkan.




Istri memang harus cantik. Tapi janganlah cantik ini dipaksakan dengan kriteria zaman dan pemodal. Cukuplah soal cantik ini menjadi urusan kita masing-masing.

Maka jika pun ia berbadan besar, hidung tak besar, ukuran badan tak semampai, alis tak subur, atau apa pun yang dianggap jelek oleh orang lain, yakin dan pastikan bahwa ia yang tercantik bagimu.

Bukankah pula di surga nanti, ia yang akan menjadi ratu dan paling cantik dari 70an bidadari surga yang jika ludahnya diteteskan di lautan pun rasanya akan menjadi tawar?

Di sini, kiranya izinkan saya menjelaskan. Sedikit. Kenapa saya yang saat itu 25 tahun menikahi wanita yang usianya 47 tahun dan punya 7 anak?

Sungguh, saya melihat kecantikan di wajahnya. Dan kini, kecantikan itu terlihat kian bertambah.  Ada yang tahu kenapa? Karena selain bekam dan totok punggung rutin dan sesekali facial, beliau adalah orang yang selalu berupaya menjaga wudhunya. []

Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia

Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:


Info Donasi/Iklan:

085691479667 (WA)
081391871737 (Telegram)



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search