Rumah konsep pesanstren

Menangkap Sinyal Pertemuan Dadakan Mantan Danjen Kopassus dan Mantan Panglima GAM

- Mei 04, 2019

Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) yang mendampingi Mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto melakukan lawatan #KedaulatanRakyat di Aceh, Jum'at (3/5/19) menyatakan bahwa kunjungan tersebut bersifat mendadak. Muasalnya, ulama Aceh Tgk Muslim Ath-Thahiry menyampaikan undangan khusus agar Prabowo lekas datang ke Aceh. Bukan untuk makar, tapi syukuran kemenangan telak.

Sebagaimana diketahui, mayoritas rakyat Aceh menginginkan perubahan dengan memilih Prabowo-Sandi. Tgk Muslim bahkan menyatakan, tak perlu ada Prabowo, tak perlu ada kampanye, tak perlu ada baliho; rakyat Aceh yang sadar perubahan pasti memilih paslon nomor urut 02.

Bukan isapan jempol, Prabowo-Sandi unggul di Serambi Mekah. Angkanya fantastis, lebih dari 90%. Jadi sederhananya, dari 10 orang di Aceh hanya 1 orang yang memilih Jokowi, padahal Jokowi sudah memimpin selama 4,5 tahun. Jika selama itu tak berdampak, apakah artinya pemerintahan tidak terasa di Aceh?

Meski mendadak, berangkat sekitar jam 9 pagi dan mendarat jam 10.30, masyarakat Aceh menyambut Prabowo dengan sangat antusias. Kedatangan Prabowo dielukan sejak di Bandara Sultan Iskandar Muda, sepanjang jalan, Masjid Raya Baiturahman hingga BPN Aceh.

Saking antusiasnya masyarakat menyambut Prabowo, DKM Masjid Baiturrahman harus melarikan Prabowo ke ruang DKM di belakang masjid. 

Kata Ustadz Bachtiar yang hadir bersama rombongan, "Kalau pintu ruang DKM dibuka, bisa roboh karena desakan orang yang ingin masuk dan bersalaman dengan Prabowo."

Masyarakat yang antusias akhirnya bisa mendapatkan haknya. Prabowo menyapa masyarakat usai shalat Jum'at. Sang Jenderal menyapa masyarakat dengan iring-iringan mobil. Tiga kali mengitari kompleks Masjid Raya Baiturrahman. 

Saking antusiasnya dan khawatir tertinggal, banyak warga yang harus jinjit-jinjit karena melupakan sandal. Mereka berlari mengejar mobil tanpa alas kaki padahal cuaca panas menyengat di lantai dan jalan sekitar masjid.

Tak hanya oleh masyarakat dan ulama, Prabowo juga disambut secara spesial oleh pemimpin politik Aceh. Sejak di Bandara, Prabowo disambut langsung oleh Muzzakir Manaf. Laki-laki berjenggot tebal dengan air muka tegas ini duduk tegak tepat di sebelah kiri Prabowo. 

Ada yang belum tahu siapa Muzzakir yang masyhur dengan panggilan Mualem ini? Dia adalah anggota pasukan Gerakan Aceh Merdeka (1986-2005), Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pase (1998-2002), Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (1998-2002), Panglima Gerakan Aceh Merdeka (2002-2005), Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) (2005-sekarang), Ketua Umum Partai Aceh (PA) (2007-sekarang), Ketua Dewan Penasihat DPD Partai Gerindra Aceh (2013-sekarang). Muzzakir terakhir kali menjabat sebagai Wagub Aceh mendampingi Gubernur Zaini.

Melihat kedekatan dua tokoh ini, adakah sinyal yang bisa ditangkap? Adakah pembicaraan khusus antara keduanya?



Sebelum menyimpulkan, ada baiknya jika menilik ke belakang soal rekam sejarah antara GAM dan Kopassus. Prabowo mantan Danjen Kopassus. Muzzakir mantan Panglima GAM. Dahulu, keduanya bertempur untuk kepentingan yang berbeda. GAM ingin memisahkan diri dari NKRI karena adanya ketidakadilan, Kopassus di bawah komando Prabowo ditugaskan untuk merangkul GAM kembali ke pangkuan NKRI.

Secara sejarah, ada dua kubu yang berbeda. Tapi kemarin, kita melihat keduanya bertemu. Sebagai rahasia umum, mustahil seorang tokoh besar keluar markas tanpa agenda besar dan terukur.

Bagi awam, apalagi kawanan IQ 200 sekolam, pasti akan langsung menyimpulkan bahwa pertemuan keduanya merupakan cikal bakal makar. Mereka menuduh akan lahirnya gerakan separatis baru bahkan dengan tuduhan yang lebih sadis berupa penggulingan pemerintahan yang sah.

Tak sepenuhnya salah, tapi jelas sekali terdapat banyak kekeliruan dalam pendapat pertama ini. Sebab utamanya jelas, mereka tidak piawai menangkap aspirasi masyarakat bawah. Mereka hanya melihat di permukaan, kemudian menyimpulkan karena ke-sok tahu-an mereka.

Soal kondisi masyarakat Aceh, kemenangan 90% lebih untuk Prabowo adalah konfirmasi terbaik. Apalagi tak ada kampanye besar-besaran di sana. Prabowo bahkan batal hadir karena tekanan dan dipersulit sedemikian rupa.

Kedua, masyarakat Aceh sebagaimana disebutkan oleh Ulama Aceh Tgk Muslim Ath-Thahiry dengan tegas menyatakan bahwa demokrasi akan dimanfaatkan untuk menegakkan keadilan. Tapi ketika kecurangan tak bisa dilawan secara hukum, haruskah rakyat menyerah di ketiak penjajah di balik kekuasaan? 

Dari sini, jelas sudah jawabnya. Prabowo bukan ingin merencanakan makar. Prabowo melalui lawatan #KedaulatanRakyat sengaja menemui Mualem untuk mengirimkan sinyal bahwa dia, Sandi, dan BPN sedang berjibaku memenangkan keadilan.

Dia dan Sandi serta ulama penggerak 212 sengaja hadir untuk menenangkan hati dan gejolak rakyat Aceh. Agar mendoakan, mengawal semua proses, serta percaya kepada Prabowo yang sejak 18 tahun sudah tanda tangan kontrak rela mati demi tegaknya keadilan di NKRI.

Namun, jangan pula ini dianggap sepele. Karena rakyat punya kekuatan. Rakyat punya kedaulatan. Siapa pun penguasa yang menzhalimi rakyat, Tuhan Yang Maha Kuasa pasti membinasakannya. 

Jangankan puluhan juta rakyat, dua rakyat terzalimi saja doanya dijamin pasti dikabulkan.

Ya Allah, jagalah NKRI ini dari tangan-tangan pelaku kezaliman dan makar. Engkaulah sebaik-baik Pembuat Makar. [KI]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search