Rumah konsep pesanstren

Nadirsyah Hosen, Profesor Seperti Tidak Tamat SD

- Juni 11, 2019


Kebodohan Nadirsyah Hosen ketika ingin menyamakan kesalahan khilafah dengan negara sekuler bahwa ada khalifah yang terindikasi liwath dan berbagai kemaksiatan lainnya adalah melakukan fallacy.

Dia tak bisa membedakan sistem dengan penegakan sistem. Khilafah bicara sistem, adapun penegakannya diperlukan orang-orang beriman.

Kalau khilafah diberikan kepada orang-orang fasik seperti beberapa khalifah dalam sejarah Islam maka dipastikan penegakkannya tidak akan maksimal sesuai kadar kefasikan mereka.

Berbeda dengan sistem sekuler, mau sesholeh apapun pemimpinnya kalau memang sistemnya sudah rusak ya tetap saja akan rusak.

Maka, jelas tidak bisa disamakan marak dengan sekedar adanya fenomea maksiat dalam negara khilafah dengan sekuler.

Di negara khilafah atau yang minimal menerapkan syariat hal itu dilarang dan kalau terjadi ada UU yang siap menjadi payung untuk menindak. Sedangkan di negeri sekuler hal itu dibebaskan maka tak ada yg bisa melarangnya sehingga dia akan tumbuh subur.

Profesor kok kualitas berfikirnya kayak tak tamat SD. [Ustadz Anshari Taslim]
Advertisement

2 komentar

avatar

Sebaiknya tabayyun dg Prof. Nadir terkait hal itu... LGBT memang marak terjadi di negeri kafir, baik ketika kekhilafahan masih ada atau ketika kekhilafahan telah dihapus. Sedangkan di negeri-negeri kaum muslimin, LGBT senantiasa diperangi dan diberantas, baik ketika khilafah masih ada maupun ketika telah diruntuhkan. Mungkin ini maksudnya prof Nadir... Tdk ada sangkut pautnya maraknya LGBT dg sistem. Itu kembali pada sikap masyarakat di tiap-tiap negeri (yaitu negeri kafir dan negeri kaum muslimin yg saya sebut tadi).

avatar

Ketika khilafah runtuh, di negeri kaum muslim memang marak lgbt. Kaum muslimin pun memeranginya. Benar, kaum muslimin yg beriman. Namun, secara sistem sekuler lgbt sesungguhnya dibolehkan. Perlawanan orang2 beriman bs kalah dg sistem yg membolehkan. Sedangkan dalam khilafah, selain perlawanan dari individu yg beriman, sistem memang sdh melarang keras akan Hal tsb. Jadi, seandainya di khilafah terjadi lgbt, tanpa menunggu ada perlawanan dari kaum yg beriman, sistem scr otomatis akan menindak tegas. Sedangkan di sistem sekuler belum tentu perlawanan org beriman terhadap lgbt akan dibela, apalagi jika dibenturkan pd hujjah HAM, toleransi, dsb.

Itulah kenapa beda sekali Islam yg hny diterapkan oleh individu2 beriman dg Islam yg diterapkan negara. Dengan kata lain, jelas sekali bahwa maraknya lgbt sangat erat kaitannya dg penerapan sistem dalam sebuah negara.


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search