DAJJAL MODERN ITU BERNAMA MUHAMMAD SHAHRUR
Oleh: DR. KH. Miftah el-Banjary
Nama Muhammad Shahrur, tiba-tiba saja mencuat ke permukaan publik, setelah Abdul Aziz, pendukungnya itu melandaskan teori disertasinya pada tokoh pemikiran asal Damaskus Syiria itu.
Muhammad Shahrur sesungguhnya bukan seorang ulama atau pemikir Islam, dia tak lebih seorang insinyur (Ir) atau ahli teknik sipil (al-Handasah al-Madaniyyah) yang pemikiran liberalnya telah lama membuat gaduh umat Islam.
Pada tahun 1969 Syahrûr meraih gelar Master dan tiga tahun kemudian, tahun 1972, dia berhasil menyelesaikan program Doktoralnya.
Pada tahun yang sama ia diangkat secara resmi menjadi dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Damaskus dan mengampu mata kuliah Mekanika Pertanahan dan Geologi (Mikanika at-Turbât wa al-Mansya’ât al-Ardhiyyah).
M. Sahrur mempelajari filsafat dan keilmuan Islam secara otodidak tanpa pernah sekolah atau kuliah di perguruan tinggi Islam mana pun. Tidak ada riwayat Shahrur pernah menempuh pendidikan keilmuan syariah secara formil.
Dan tidak juga diketahui dia berguru dengan para ulama mana saja dengan jalur sanad keilmuan yang mana yang telah menjadi tradisi dalam keilmuan Islam.
Teori pemikiran M. Shahrur banyak dipengaruhi oleh teori konstruksi bangunan dalam upayanya membangun pemahaman terhadap makna al-Qur'an dan pengaruh pemikiran Marxisme ketika dia mendapat beasiswa di Moscow Rusia.
Prof. Dr. 'Abd al-Rahman Hasan Habannakah al-Midani, dari Syiria menelanjangi buku Syahrur yang berjudul "Al-Kitab wa Al-Qur'an (qira'ah al-mu'ashirah). Kitab dan al-Qur'an (pembacaan kontemporer) dengan bukunya yang berjudul:
1. At-Tahrif al-Mu'ashir fi al-Din (Pemalsuan Kontemporer dalam Agama).
2. Tasalsul fi al-Anfaq ba'da al-Suquth fi al-A'maq (Merayap di Lorong Setelah Terjatuh dalam Lembah yang Curam).
3. Makidah al-Mariksiyyah wa al-Bathiniyyah al-Mu'ashirah Tahta Syi'ar Qira'ah Mu'ashirah li al-Nushush al-Islamiyyah al-Mashadir (Tipu Daya Kaum Marxis dan Syi'ah Batiniyah Kontemporer di Bawah Payung Kajian Kontemporer terhadap Teks-Teks Referensi Keislaman).
Menurut kajian Prof. Dr. 'Abd al-Rahman Hasan Habannakah al-Midani, pemikiran Shahrur tidak lebih dari pemalsuan ajaran al-Qur'an yang inspirasinya dari bahan buku bacaaan Syi'ah Batiniyah yang terindikasi oleh ajaran Yahudi sejak abad 3 Hijriyyah yang oleh Syahrur dikombinasikan dengan ajaran Marxisme.
Dan di sini, salah satu pendukungnya Abdul Aziz berulah mengusung kembali teorinya tentang "Milkul yamin" yang sudah usang menjadi "Sampah" yang membusuk di Timur tengah.
Paling tidak, sudah ada 15 buku yang membantah "kesalahan berpikir" M. Shahrur. Mungkin, Abdul Aziz, lupa atau tidak tahu kalau teori pemikiran Muhammad Shahrur itu telah runtuh dan menjadi sampah.
Ironisnya, teori "Milkul Yamin" yang terbukti sejak dulu sudah dibuang, disebabkan kesalahan berpikir (logical fallacy) oleh para pemikir Islam di Timur Tengah, ternyata oleh Abdul Aziz diangkat kembali pokok gagasan disertasinya, kemudian diberikan angka memuaskan oleh para pengujinya di kampus perguruan tinggi Islam ternama itu.
Amazing!!
Advertisement
EmoticonEmoticon