Rumah konsep pesanstren

Masya Allah... Ternyata Kasus Puisi Hina Adzan Sudah 'Diprediksi' di Dalam Al-Qur'an

- April 07, 2018
Peserta Aksi Bela Islam 64 (IS/FK)


Pembaca puisi yang diprotes umat Islam karena melecehkan syariat Islam, adzan, dan cadar menjadi pemberitaan viral dalam satu pekan terakhir.




Ternyata, kasus yang melahirkan gelombang Aksi Bela Islam 64 ini sudah jauh-jauh hari disebutkan di dalam Al-Qur'an Al-Karim.


وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ - 

"Dan apabila kamu menyeru mereka untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya sebagai ejekan dan permainan. Yang demikian itu karena mereka benar-benar tidak mempergunakan akal." (Qs. Al-Ma'idah [5]: 58)

Makna Ayat Menurut Imam Ibnu Katsir


Menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menyatakan di dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, "Demikian pula halnya jika kalian menyeru mereka mengerjakan shalat yang merupakan amal paling baik menurut mereka yang berakal dan berpengetahuan dari  mereka yang memiliki hati nurani."




Berdasarkan hadits riwayat Imam Ibnu Abi Hatim, Imam Az-Zuhdi berpendapat, makna seruan untuk shalat dalam ayat ini adalah panggilan adzan.

Imam Ibnu Katsir melanjutkan, "(Mereka yang mengejek seruan adzan) tidak memahami makna ibadah kepada Allah dan syariat-syariat-Nya, dan itulah sifat para pengikut setan."

Kondisi Setan Saat Dengarkan Adzan


Imam Ibnu Katsir mengutip hadits Muttafaq 'Alaih saat menafsirkan ayat 58 Surat Al-Ma'idah ini.

"Jika mendengar suara adzan, setan berpaling sambil kentut sehingga tidak mendengar suara adzan tersebut. Jika adzan usai, setan kembali untuk menggoda orang yang sedang shalat. Dan jika dikumandangkan iqamah, setan pergi lagi. Bila telah selesai (iqamah), setan datang lagi dan  membisikkan kepada hati seseorang, 'Ingatlah hal ini dan ingatlah hal itu' terhadap sesuatu yang terlupa sehingga orang tersebut tidak mengetahui berapa raka'at yang sudah ia kerjakan. Oleh karena itu, apabila salah seorang di antara kalian mendapatkan hal seperti itu, hendaklah ia bersujud (syahwi) dua kali sebelum mengucapkan salam." (Hr. Muttafaq 'Alaih)




Terbakar Karena Hina Adzan


Di akhir penafsirannya, Imam Ibnu Katsir mengutip satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari dan Imam Ibnu Abi Hatim tentang akhir riwayat yang mengenaskan bagi seseorang yang menghina dan melecehkan seruan adzan.

"Asbath mengisahkan dari Imam As-Suddi, saat mendengar muadzin berkata, 'Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah', seorang Nashrani dari Madinah berkata, 'Mudah-mudahan pedusta itu terbakar.'

Suatu malam, lanjut Asbath, salah satu pelayannya masuk ke dalam rumahnya dengan membawa api saat dia dan keluarganya sedang tidur.

Kemudian ada percikan api yang jatuh lalu membakar rumah sehingga mereka sekeluarga terbakar." [Tarbawia]


 






Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search