Rumah konsep pesanstren

Tanggapi Isu Politisasi Agama, Begini Dua Argumen Telak Pemuda Muhammadiyah

- April 26, 2018
Dahnil Anzar Simanjuntak (ilustrasi-inet)


Menanggapi ramainya isu politisasi agama yang diembuskan oleh sekelompok orang, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anhar Simanjuntak menyampaikan dua argumen telak.





Pura-Pura Jadi Imam


Dahnil menyatakan, politisasi agama juga dilakukan oleh seseorang yang bukan imam shalat dan tidak memiliki kemampuan syar'i, tetapi menjadi imam karena kepentingan pencitraan politik.

"Politisasi agama adalah bila tidak bisa jadi imam shalat tidak usah paksakan diri jadi imam shalat hanya demi politik, supaya kelihatan relijius. Kaishan jamaah shalatnya." kata Dahnil.



Jilbab Politik





Penggunaan simbol politik yang menjurus ke dalam politisasi agama juga kerap dilakukan oleh istri atau keluarga politisi yang tidak pernah berjilbab, tetapi mendadak menutup kepala saat musim pemilihan umum.

"Politisasi agama adalah kalau belum mau berjilbab dan tidak biasa berjilbab, ya tidak perlu paksakan diri untuk berjilbab di spanduk. Itu namanya menipu seolah relijius." tegasnya.


Politisasi agama kerap disalah artikan. Merujuk penjelasan Dahnil, banyak oknum yang kerap memanfaatkan simbol-simbol agama demi kepentingan politik.

Seperti pura-pura menjadi imam shalat, mulai menggunakan kerudung, mendekati umat dan ulama Islam, hanya menjelang pemilihan tetapi menjauh lagi setelah terpilih. [Tarbawia]



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search