Habib Nabiel Al-Musawa mendapatkan pertanyaan melalui pesan pribadi di berbagai akun media sosialnya. Pesan yang masuk melalui Instagram, Facebook, Twitter, Messengger dan WhatsApp ini mempertanyakan soal adanya video Habib Umar bin Hafidz yang viral.
Dalam video tersebut, Habib Umar disebutkan melarang ummat Islam mengikuti Reuni Akbar Mujahid 212, Ahad (2/12/18) esok. Faktanya, video tersebut merupakan ceramah Habib Umar di tahun 2015.
"Di dalam berita itu disebutkan bahwa Guru Mulia Habibana Umar bin Hafidz berkomentar miring tentang acara 212. Padahal kata-kata yang diambil adalah cuplikan taushiyah Guru Mulia Habibana Umar bin Hafidz tahun 2015. Sekali lagi tahun 2015. Tidak ada kaitannya dengan hal akhir-akhir ini." kata Habib Nabiel melalui akun fesbuknya, Sabtu (1/12/18).
Habib Nabiel menjelaskan, Habib Umar tidak pernah mencampuri urusan politik praktis. Habib Umar pun tidak pernah menyampaikan larangan maupun anjuran terkait Reuni Akbar Mujahid 212.
"Beliau tidak pro sana ataupun pro sini. Tapi beliau menginginkan keutuhan dan persatuan seluruh kaum Muslimin di Indonesia. Berkasih sayang kepada semua kelompok dan seluruh komponen kaum Muslimin serta berdakwah secara kelembutan serta santun kepada seluruh kelompok non Muslim." lanjut pemimpin Majelis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ini.
Habib Umar, lanjut Habib Nabiel, menjalin hubungan baik dengan semua pihak. Beliau menjadi pembicara rutin dalam kajian Kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim karangan Hadhratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari di PBNU dan menerima dengan kasih sayang serta kelembutan kunjungan Habibana Muhammad Rizieq Syihab saat bersilaturrahim ke rumahnya.
"Jadi mohon jangan jual nama Guru Mulia kami untuk kepentingan politik sesaat. Dan mohon ampunlah pada Allah atas fitnah yang telah kalian tebarkan dengan mengatasnamakan Guru Mulia kami Habibana Umar bin Hafidz." pintanya.
Di akhir klarifikasinya yang tegas namun santun, Habib Nabiel memanjatkan doa kepada Allah untuk kebaikan kaum Muslimin di Nusantara.
"Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan kaum Muslimin, menjalin ukhuwah Islamiyah di antara semua kelompok kaum Muslimin serta menyatukan semua yang terbelah dan mengumpulkan semua yang tercecer, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang damai, adil dan makmur baik dunia maupun ukhrawinya, negeri yang baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Allahumma aamiin yaa Rabb." pungkasnya. [Tarbawia]
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
085691479667 (WA)
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon