Rumah konsep pesanstren

'Kerja Langit' Sebabkan Ia Bohong Lagi Saat Debat

- Februari 20, 2019


Masih banyak pihak yang tak habis pikir dengan kebohongan bapak berkemeja putih digulung setengah lengan. Padahal, ia mengaku telah bekerja selama 4 tahun dan merangkak dari Wali Kota, Gubernur, lalu Presiden. 




Kok bisa salah? Memang dia manusia. Kok salahnya fatal? Bahkan mantan Menterinya yang dipecat dengan tegas menilai, "Maaf, saya kecewa. Datanya ngasal dan ngawur."

Mengapa bisa salah dan separah itu? Hingga ada pihak yang menemukan sekitar 13 kesalahan yang kemudian dikoreksi oleh rakyat dan media? 

Mantan Menterinya itu kemudian menyebutkan, setidaknya ada dua sebab: neo feodal dan anak buah bermental asal bapak senang. 

Tapi ada yang lebih menarik, laki-laki berkacamata yang sudah menjadi Menteri sejak zaman Gus Dur ini membuka satu kemungkinan: karma. 

Sebabnya, menurut pakar ekonomi ini, karena banyaknya orang di lingkungan si laki-laki tak gemuk itu yang kerap menuding pihak lain melakukan kebohongan.




Laki-laki ini kemudian melontarkan pertanyaan menohok, "Jika Ratna Sarumpaet ratu hoax, siapa rajanya?" 

Soal karma ini, tak perlu rumit-rumit menganalisis. Dengan cara sederhana saja. Bukankah orang tua kita juga mengajarkan, "Jika tak mau dicubit, jangan mencubit."

Sesederhana itu. Segampang itu. Semudah itu. 

Lalu, mengapa si bapak yang kaget dengan mahalnya harga pesawat ini berbohong sedemikian banyak dalam even yang amat bergengsi dan dilihat oleh puluhan bahkan ratusan juta pasang mata? 

Tidak bermaksud menghakimi, tetapi perlu membuka kemungkinan. Apalagi setelah ditemukan fakta baru sesaat sebelum debat dilangsungkan.

Kisahnya, sekelompok pendukung berjaket warna hitam berhias warna kuning bertuliskan 01 ini berteriak. Keras. Kencang. Sebagian jingkrak-jingkrak.




"Tukang bohong. Tukang bohong. Tukang bohong." kata mereka, berulang kali. Kencang. Keras.

Para pendukung Jenderal tak lekas memberikan balasan. Didiamkan. Tetapi teriakan makin kencang. Hingga akhirnya, balasan pun disampaikan.

"Raja utang. Raja utang." berulang kali, bolak-balik, terus menerus. 

Teriakan ini kemudian membuat pihak yang memulai terdiam.

Lalu seperti terjadi begitu saja, teriakan 'tukang bohong' yang dialamatkan kepada sang Jenderal dikembalikan oleh 'langit' dan alam semesta kepada si laki-laki yang selama ini memang mudah melontarkan janji.

Hati-hati. Tuhan tidak tidur. Dia juga punya hukum. Diantaranya: siapa menuduh seseorang dengan apa yang tidak dilakukannya, maka tuduhan itu akan dikembalikan kepada penuduh.

Pecinta Keluarga Sejati
Pirman


Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia

Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:


Info Donasi/Iklan:

081391871737 (Telegram)



Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search