Ustadz Abdul Somad Lc MA tak kuasa menahan tangis saat berpamitan kepada jamaah pengajian di Madura, Senin (18/3/19). Sang dai harus lekas pulang. Sang Bunda menunggunya, meski sudah tak bernyawa.
Bersama timnya, Ustadz Dayat dan Ustadz Nawir, Ustadz Abdul Somad pun bergegas. Perjanan darat dari Madura ke Surabaya.
Tiba di Bandara Surabaya, Sang Dai dari Tanah Sumatera ini masuk ke dalam Burung Besi, terbang menuju Soekarno-Hatta, Tangerang.
Transit di Soekarno Hatta, Pendakwah lulusan Universitas Al-Azhar ini melanjutkan perjalanan menuju Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Kemudian kembali melakukan perjalanan darat menuju Silau Laut, tempat sang Bunda akan dikebumikan.
Sang Bunda, Hajjah Rohana binti Nuruddin juga menempuh perjalanan darat dari Pekanbaru, Riau menuju Silau Laut, Asahan, Sumatera Utara.
Bagi Ustadz Abdul Somad, tentu saja ini merupakan penuh haru dan emosional. Sang Bunda wafat ketika ia tak ada di sisinya. Tapi sang dai yakin, Bundanya diterima baik di sisi-Nya sebab wafat usai sahur, dzikir, dan persiapan shalat Subuh, shalat yang disaksikan malaikat.
Begitu pula saat berpamitan dengan ribuan jamaah yang sudah siap mendengarkan taujih lulusan Darul Hadits Maroko ini. Maka saat Al-Fatihah dihadiahkan oleh ribuan ummat Islam, sang dai tak kuasa membendung bulir hangat jatuh dari mata yang biasa digunakan untuk membaca Kalam-Nya.
Dari Pekanbaru menuju Silau Laut, jenazah sang Bunda sampai menjelang Isya', sekitar pukul 18.45 waktu Indonesia barat. Tak berselang lama, sang ustadz dan timnya pun sampai.
Masyarakat yang mencintai sang dai dan bundanya sudah menunggu. Lalu prosesi pemakaman pun dilanjutkan dalam hening, haru, dan emosional.
Sekitar pukul 22.00 waktu Indonesia Barat, jenazah Bunda Hajjah Rohana usai dikembalikan ke asalnya, berselimut kafan dan tanah. Kemudian sang anak didapuk memimpin doa cinta, khusus untuk Bundanya.
Mengenakan celana hitam, baju muslim putih, peci hitam, dan jam di tangan kirinya, Ustadz Somad duduk bersilah. Tepat di sebelah pusara sang Bunda.
Usai memanjatkan pujian kepada Rabb Semesta Alam, shalawat kepada Baginda Nabi nan mulia, Ustadz Somad meminta khusus kepada Rabb Sang Maha Kuasa untuk Bundanya.
"Ya Rabb, jangan siksa Mak kami. Ya Rabb, jangan siksa Mak kami. Ya Rabb, jangan siksa Mak kami." katanya berulang-ulang, diaminkan seluruh jamaah yang menyertai proses pemakaman.
Doa dilanjutkan dengan Bahasa Arab dan Indonesia, serta doa untuk semua hadirin dan ummat Islam; semoga diampuni dosanya, dilimpahi kasih sayang dari-Nya,dan diterima amal shalihnya.
Sungguh Bunda Rohana tak mati. Ia hanya berpindah alam. Dan saat anaknya itu panjatkan doa, sungguh sang Bunda tersenyum penuh syukur kepada Rabb-Nya.
Adakah yang lebih membahagiakan bagi seorang ibu melebihi hadirnya anak yang shalih, dibanggakan, dan didoakan oleh ummat? [Tarbawia]
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon