Ilustrasi mayoritas-minoritas (EJ) |
Seringkali aku menyaksikan bahwa sepuluh persen dari kaum yang sesat bisa mengalahkan sembilan puluh persen kaum yang saleh. Aku sempat bingung dengan kenyataan ini.
Lalu dengan terus menelaah, akhirnya aku memahami dengan yakin bahwa kemenangan dan keunggulan mereka itu bukanlah berasal dari kekuatan sendiri dan juga bukan berasal dari kekuasaan yang benar yang mereka miliki.
Namun itu semua berasal dari kerusakan, kehinaan, dan kehancuran mereka, dari kemampuan mereka memanfaatkan perpecahan kaum yang hak, dari sikap mereka yang memecah belah kelompok yang hak, dari tindakan mereka yang mengeksploitasi titik lemah kaum yang hak, dari keberhasilan mereka membangkitkan naluri kebinatangan, selera rendahan dan kepentingan pribadi kaum yang hak, dari memanfaatkan kecenderungan buruk yang tersimpan dalam fitrah manusia, dari teknik mereka mengajarkan ego Firaunisme atas nama kemasyhuran, kedudukan, dan pengaruh, serta dari ketakutan manusia atas perusakan mereka.
Dengan bisikan setan semacam inilah, untuk sementara mereka bisa mengalahkan kelompok yang haq. Namun, kemenangan sementara tersebut tak ada artinya dan tak ada nilainya jika dihadapkan pada kabar gembira dari Allah Ta'ala
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقٖينَ
"Hasil yang baik hanya untuk orang-orang yang bertakwa." (Al-A'raf [7]:128)
Dan jika dihadapkan pada rahasia yang tersembunyi di balik ungkapan, "Kebenaran selalu unggul dan ia tak bisa diungguli oleh yang lain". Karena, hal itu menjadi sebab masuknya mereka ke dalam neraka dan sebab masuknya kaum yang hak ke dalam surga.
Badiuzzaman Said Nursi
(Al-Lama'at, cahaya ke 13 hal 164-165)
Advertisement
EmoticonEmoticon