Rumah konsep pesanstren

Semoga Alloh SWT Membalas Kebaikan Relawan

- Januari 17, 2020

Relawan WMI bersama Tokoh Masyarakat Cileuksa, Jaro Ade (berbaju kuning)

Semangat dan usaha yang tak kenal lelah dari para relawan kemanusiaan untuk membantu para korban bencana memang patut diapresiasi dan diacungi jempol. Sejak lama, relawan kemanusiaan selalu berada pada posisi  terdepan, menjadi ujung tombak, dalam setiap aksi kemanusian ketika bencana terjadi.

Apresiasi yang sama juga diberikan oleh masyarakat Cileuksa kepada relawan Wahana Muda Indonesia (WMI), komunitas land rover Bandung (LRCB), Emergency Response Unit (ERU) land rover, Indonesia Off-Road Federation (IOF) Pengda Jabar, komunitas Kanibal Off Road, komunitas motor trail RDP Adventure yang bergabung bersama untuk terus berupaya membantu dan menolong korban bencana, serta mendistribusikan bantuan logistik dan kesehatan kepada para pengungsi di wilayah Cileuksa dan sekitarnya yang masih terisolir akibat bencana, sejak hari kedua bencana hingga saat ini.

Rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam ini disampaikan langsung tokoh masyarakat Cileuksa, Jaro Ade, saat ditemui di posko Cihaur, saat tim relawan gabungan tersebut menuju lokasi Desa Cileuksa yang masih terisolir di hari ke-10 pasca bencana banjir bandang dan tanah longsong (Jum’at, 10 Januari 2020).

“Dari apa yang dilakukan kawan-kawan relawan WMI dan komunitas off road dan motor trail, atas nama warga desa Cileuksa, kami hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Alloh Ta’ala membalas segala bantuan dan kebaikan teman-teman semua dengan berlipat ganda. Juga kepada masyarakat yang menyalurkan donasi dan bantuannya kepada masyarakat Cileuksa, kami haturkan banyak terima kasih. Semoga Alloh Swt. menggantinya dengan rizqi yang berlipat ganda,” tutur Jaro Ade.

Menurut Jaro Ade, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di awal tahun 2020 tersebut memang mengagetkan dan membuat panik seluruh warga Cileuksa, yang baru kali mengalami bencana yang dahsyat seperti ini. Warga tak tahu mesti berbuat apa menyaksikan rumah dan harta benda mereka hilang tersapu banjir bandang dan tertimbun tanah longsor. Warga hanya bisa pasrah. Bahkan sebagiannya terlihat putus asa. Warga yang masih selamat kemudian mengungsi ke balai desa, rumah-rumah warga yang sebagian kecil masih selamat, dan masjid.

“Saya, secara pribadi, sebagai tokoh masyarakat Cileuksa yang dibesarkan di desa Cileuksa, pernah menjadi kepala desa selama 8 tahun di sana, hingga menjadi anggota DPRD, maka saya harus tenang sebagai tokoh masyakarat. Agar masyarakat juga tenang dan tidak panik dalam menghadapi bencana ini. Kemudian bersama-sama mencari solusi,” ungkapnya.

Bahkan di hari ke-3 pasca bencana, tambah Jaro Ade, kondisi sembako di tempat pengungsian di Desa Cileuksa sudah menipis. Sementara, akses jalan ke luar Desa Cileuksa terputus karena longsor dan sebagiannya lagi tertimbunan material longsor. Sehingga, pada saat itu kondisi warga pengungsian di Cileuksa mulai terancam kekurangan pangan dan bahkan kelaparan. 

“Syukur Alhamdulillah, pada malam harinya di hari ke 3 tersebut, teman-teman relawan kemanusiaan dari WMI bersama dengan komunitas off road yang membawa sembako berhasil melalui jalur dusun satu. Meski bantuan harus dipikul dengan berjalan kaki oleh kawan-kawan relawan, yang kemudian dibantu juga oleh warga. Sehingga warga Cileuksa dapat tertolong dengan pasokan sembako yang dibawa teman-teman relawan. Menghindarkan mereka dari kelaparan. Bantuan yang kemudian hingga hari ini secara rutin mereka distribusikan kepada warga kami,” imbuh Jaro Ade

Jaro Ade menjelaskan, di kecamatan Sukajaya ada 11 desa yang mengalami bencana. Namun, yang terparah ada 3 desa, yakni; Cisarua, Pasir Madang, dan Cileuksa. Untuk desa Cisarua dan Pasir Madang akses jalan menuju ke sana sudah bisa ditembus bantuan. Distribusi bantuan ke kedua desa tersebut bisa masuk. Sementara, untuk desa Cileuksa hingga hari ini masih belum bisa ditembus. Di desa Cileuksa terdapat 14 kampung, 12 kampung diantaranya terkena bencana banjir bandang dan tanah longsor dengan jumlah pengungsi sekitar empat ribuan jiwa. Sementara, masih ada 3 wilayah yang sampai saat ini masih terisolir dan belum tersentuh bantuan sama sekali di Cileuksa, yakni: kampung Ciparengpeng, kampung Cijairin, dan kampung Cihear.

Jaro Ade menambahkan, untuk menormalisasi jalur menuju Desa Cileuksa yang rusak akibat bencana agar jalannya bisa kembali dilalui kendaraan yang membawa bantuan logistik dan bisa digunakan oleh warga dari luar untuk menjenguk keluarga mereka di Desa Cileuksa yang terkena bencana, maupun warga Cileuksa sendiri yang mau keluar untuk mengungsi dan beraktivitas, pihaknya pun menurunkan alat berat berupa kendaraan escavator dan backhoe.
Hadirnya alat berat ini dirasakan oleh para relawan cukup membantu mereka untuk membuka jalur baru, menggantikan jalur yang terputus menuju Desa Cileuksa. Sehingga distribusi bantuan yang mereka bawa bisa lebih cepat tersampaikan kepada warga dan pengungsi korban bencana yang selama ini masih terisolir dan sangat membutuhkan bantuan.

“Meski medan yang ditempuh cukup berat, dengaan jalur menuju desa Cileuksa ini bisa dibilang cukup ekstrim, dengan tanjakan yang curam, licin, dengan lumpur yang sangat dalam. Sangat-sangat sulit dilalui dengan menggunakan kendaraan, bahkan dengan jalan kaki sekalipun. Namun, teman-teman relawan tidak patah arang, tidak surut langkah, untuk terus berjuang mencapai desa-desa yang terkena bencana yang masih terisolir demi rasa kemanusiaan, menolong warga kami, korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang masih sangat-sangat membutuhkan bantuan. Untuk itu, kami haturkan banyak-banyak terima kasih dan apresiasi yang mendalam. Kami tidak bisa membalas apa-apa. Kami hanya bisa berdoa, semoga Allah Swt. membalas semua yang dilakukan teman-teman dengan pahala yang berlipat ganda,” pungkas Jaro Ade.

Perlu diketahui, Sejak hari ke-2 bencana tanah longsor dan banjir bandang di daerah Bogor Barat dan Lebak, Banten, WMI sudah turun ke lokasi bencana. Sejak hari ke-2 pula hingga hari ini, WMI membuka posko di daerah Sipak, Jasinga, Bogor yang dijadikan sebagai base ops untuk kegiatan kemanusiaan. Base ops yang kemudian ke depannya menjadi posko gabungan, bersama dengan tim relawan dari berbagai komunitas off road dan motor trail, untuk bersama-sama turun ke lokasi bencana, membantu para korban dan mendistribusikan bantuan baik logistik maupun kesehatan dari para donatur. []
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search