Rumah konsep pesanstren

Virus Made In China?

- Januari 31, 2020


Virus Made In China?
Oleh: Ust. Miftah el-Banjary

Dimana-mana yang namanya produk china atau made in China, bukan hanya murah meriah, tapi juga berkualitas rendah. Produk-produk Made in China hampir mendominasi seluruh pasar-pasar dunia.

Bukan hanya merajai produk industri, ternyata kebanyakan penyebaran virus wabah penyakit mematikan juga berasal dari China. Diantaranya:

Pada tahun 1957 di Guizho China pernah mewabah Virus H2N2 yang banyak memakan korban. Selanjutnya, di tahun 1968, Virus H3N2 juga mewabah di Hongkong.

Mungkin Anda masih ingat di tahun 2002 juga pernah mewabah Virus SARS yang berasal dari Guangdong dan telah menginfeksi 8.000 orang dan menyebabkan 744 korban meninggal dunia. 

Di tahun 2013 yang lalu juga menyebar Virus H7N9 atau Avian Influenza juga mewabah di China. 

Hari ini yang terbaru, Virus Corona yang tak kalah mengerikannya mewabah di Wuhan Hubei yang baru terdekteksi pada tanggal 6 Januari 2020 kemarin. 

Sampai hari ini sudah 213 korban yang meninggal dunia dan sebanyak 2.744 korban yang terindikasi virus mematikan tersebut.

Menurut Prof. Mark Wollhouse, paling tidak ada dua penyebab mengapa China selalu memproduksi wabah virus, yaitu:

(1) Jumlah penduduk yang terlalu sesak dimana warga China berebut tempat dan nafas secara bersamaan. 

(2) Rendahnya kualitas kebersihan warga negara di China.

Jauh selain faktor tersebut diatas, sebenarnya penyebabnya lebih dari itu, sebab sebagian besar warga negara China mengkonsumsi makanan binatang-binatang yang ekstrim, seperti babi, anjing, ular, kelalawar, tikus, kucinh dan sebagainya yang dalam syariat Islam merupakan makanan yang terlarang diharamkan secara syariat.

Jadi, dibalik hikmah mengapa Islam sangat menekankan menjaga kebersihan, kebersihan sebagian dari keimanan, bahkan sangat mensyaratkan dua syarat utama, "Halalan Thayyiba", sebab Islam sangat menjaga dan memproteksi umatnya dari wabah virus yang membahayakan kesehatan.

Sebab, Allah yang menciptakan manusia lebih mengerti dan lebih tahu, makanan apa saja yang sesuai dan cocok dengan makhluk ciptaan-Nya. Inilah mengapa syariat Islam selalu memiliki maqashid syariah, hikmah dibalik perintah dan larangan. Semua kembali pada kemasalahatan manusia itu sendiri.
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search