Rumah konsep pesanstren

Masya Allah... Inilah Rahasia Kecerdasan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi

- Agustus 26, 2019


TERNYATA, INILAH RAHASIA KECERDASAN SYEKH YUSUF AL-QARDHAWI DALAM MENULIS 

Oleh: KH. Dr. Miftah el-Banjary, MA

Syekh Dr. Yusuf Qardhawi merupakan ulama kontemporer kekinian yang dikenal sangat produktif berkarya. Ada puluhan hingga ratusan karya tulis yang beliau tuliskan dalam waktunya sangat padat berdakwah ke berbagai negara.

Ada kisah unik, suatu ketika ada seorang wartawan yang bertanya, "Syekh, bagaimana Anda bisa memanfaatkan waktu menulis produktif Anda, sedangkan Anda memiliki jadwal yang sangat sibuk? Kapan waktu Anda menulis?!"

Ternyata, jawaban Syekh Yusuf Qardhawi mengejutkan. 

"Saya mulai menulis ketika pesawat mulai take off dalam setiap perjalanan saya ke mancanegara. Di sanalah saya mulai memikirkan berbagai permasalahan. 

Di tengah orang-orang sedang tertidur istirahat di pesawat, di saat orang-orang menikmati fasilitas penerbangan di sanalah saya mencurahkan ide-ide saya dalam tulisan."

Wartawan itu dibuat semakin keheranan.

"Jika begitu, lantas kapan tulisan itu bisa rampung menjadi satu karya buku?!"

"Alhamdulillah, dalam setiap kali perjalanan, saya merampungkan satu judul buku!"

Wartawan itu dibuat semakin tidak percaya.

"Para pembaca mengetahui bahwa setiap buah pikiran yang Anda tuliskan di buku-buku Anda sangat padat dengan analisa tajam, penuh dengan referensi dan sumber ilmiah. Darimana Anda bisa mendapatkan semua itu, jika Anda menyelesaikan di dalam pesawat?!"

Syekh Yusuf al-Qardhawi sembari tersenyum menunjuk ke kepalanya.

Ternyata, semua referensi bahan bacaan telah tersimpan dengan baik di kepalanya. Semua telah lengkap di otaknya. Semua ilmu telah terangkum di dadanya.

Ketika ditanya lagi, "Apa rahasia keilmuan Anda yang begitu kuatnya menulis dengan mengandalkan referensi yang terekam semua di kepalanya?"

Syekh Yusuf al-Qardhawi kembali menjawab, "Semua berkah hapalan al-Qur'an yang ada di kepalaku!"

Inilah keberkahan bagi para penghapal al-Qur'an. 

*Kisah ini dikisahkan oleh sahabat saya, seorang pengagum karya-karya Syekh Yusuf al-Qardhawi, ketika masih sama-sama mahasiswa di asrama 20 Madena Bu'uts Islamiyyah, Cairo 2007 yang lalu.
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search