Rumah konsep pesanstren

Langsung dari Allah dalam Al-Qur'an, Amalkan Ini Agar Corona Tak Jadi Azab

- Maret 22, 2020


tarbawia.net - Virus Corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China sudah menjadi pandemi global. Di Indonesia, pasien positif Corona sebanyak 514 orang (Ahad, 22 Maret 2010). Jumlah meninggal sebanyak 48 orang atau 9% dari jumlah pasien positif.

Agar Corona tidak menjadi azab atau siksa dari Allah, ada amalan yang harus kita kerjakan. Laksanakan amalan ini secara mandiri, keluarga, masyarakat, hingga tingkat Nasional.

وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَ نْتَ فِيْهِمْ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang kamu (Nabi) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab (menyiksa) mereka sedang mereka meminta ampun." (Qs. Al-Anfal [8]: 33).

Saat menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir di dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim mengutip pendapat sahabat mulia Ali bin Abi Thalhah yang menyatakan, "Ibnu Abbas berkata, 'Allah sekali-kali tidak akan menyiksa suatu kaum sementara para Nabi berada di tengah-tengah mereka, sehingga Allah Ta'ala mengeluarkan mereka (para Nabi).'" 

Seperti halnya didapati dalam kisah Nabi Luth 'Alaihis salam, kaum Sodom baru ditimpa azab setelah Allah Ta'ala mengeluarkan Nabi Luth dari tengah-tengah kaumnya. 

Persoalannya, saat ini tidak ada Nabi di antara kita. Namun, sambungan ayat ini tetap bisa membuat kita optimis lantaran Allah memberikan jaminan yang lain agar azab tidak ditimpakan kepada kita.

وَمَا كَا نَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

"Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab (menyiksa) mereka sedang mereka meminta ampun." (Qs. Al-Anfal [8]: 33).

Menjelaskan ayat ini, sahabat mulia Abdullah bin 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma mengatakan sebagiaman dikutip Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, "Azab tidak akan diturunkan selama di tengah-tengah mereka terdapat orang yang sudah ada ketetapan semenjak dahulu kala dari Allah bahwa mereka akan masuk ke dalam iman, yaitu mereka meminta ampun (seraya mengucapkan istighfar), dan mendirikan shalat, yaitu penduduk Makkah."

Imam Adh-Dhahhak dan Imam Abu Malik menafsirkan ayat ini dengan menyebutkan bahwa azab tidak akan diturunkan selama di suatu wilayah masih terdapat orang-orang yang beriman.

Menguatkan makna ini, Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya mengutip hadits mulia yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Allah Ta'ala menurunkan dua keamanan untuk ummatku, yaitu:  Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang kamu (Nabi) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab (menyiksa) mereka sedang mereka meminta ampun. (Qs. Al-Anfal [8]: 33). Maka jika aku wafat, aku tinggalkan kepada mereka istighfar sampai Hari Kiamat."

Hadits ini diperkuat dengan riwayat lain oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam Musnad, dan Imam Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak dari sahabat mulia Abu Sa'id, Nabi yang mulia menuturkan, "Sungguh setan berkata, 'Demi Kemuliaan-Mu ya Rabb, aku akan terus menerus membelokkan dan menggoda hamba-hamba-Mu selama nyawa mereka ada di badan mereka.' Allah Ta'ala menjawab, 'Demi Kemuliaan-Ku dan Keagungan-Ku, Aku akan terus menerus mengampuni mereka selama mereka meminta ampunan dari-Ku.'"

Terkait hadits ini, Imam Al-Hakim berkata, "Sanad hadits ini shahih, meski Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim tidak meriwayatkannya." 

Yuk lazimkan istighfar. Mari paksa diri untuk memperbanyak istighfar agar menjadi kebiasaan. Ajak seluruh keluarga, dan masyarakat untuk mengamalkan istighfar. Semoga dengan istighfar yang dipanjatkan menjadi sebab diangkatnya wabah Corona ini dari Indonesia, negeri Muslim lain, juga dari dunia. [Tarbawia]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search