Rumah konsep pesanstren

Buta Hati Lebih Berbahaya dari Buta Mata

- Agustus 24, 2021

buta hati lebih berbahaya dari buta mata

Dalam Al-Qur’an, ada 10 ayat tentang mata yang mengentakkan kesadaran kita. Salah satunya menjelaskan, buta hati lebih berbahaya dari buta mata.

Tentu 10 ayat itu bukanlah keseluruhan ayat tentang mata. Dan ayat tentang buta hati lebih berbahaya dari buta mata ini mengingatkan kita untuk menjaga hati agar tidak terbutakan oleh nafsu dan kekufuran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آَذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al Hajj: 46)

“Kendatipun pandangan mata seseorang sehat dan tajam, tetapi tidak dapat mencerna pelajaran-pelajaran dan tidak dapat menanggapi apa yang didengar,” kata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini.

Mengapa buta hati lebih berbahaya dari buta mata? Setidaknya ada tiga alasan.

1. Buta hati membuat tersesat dan celaka di akhirat

Orang yang hatinya buta, meskipun matanya sehat, ia tidak dapat melihat kebenaran. Ia memandang baik kedurhakaannya kepada Allah hingga ajal datang. Ia baru tersadar ketika sakaratul maut tiba. Lalu hari-hari berikutnya adalah masa abadi penderitaan.

Sedangkan orang yang buta mata, tetapi hatinya sehat, ‘penderitaan’ yang ia alami hanya di dunia ini. Setelah ajal tiba, ia bisa melihat dan merasakan nikmat akhirat.

2. Buta mata bisa diantisipasi dan dicegah

Dengan semakin majunya kedokteran, kebutaan bisa diantisipasi dan dicegah. Ketika tanda-tandanya semakin parah, melalui operasi, dokter bisa membantu mengembalikan kesehatan mata. Dengan izin Allah, tentunya.

Misalnya katarak. Penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Data dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia (2018) menunjukkan 34,47 % penduduk yang menderita katarak mengalami kebutaan.

Kendati demikian, penyebab kebutaan terbesar ini bisa diantisipasi. Sebelum parah, katarak bisa mudah disembuhkan dengan operasi katarak. Melalui operasi tersebut, dokter mata akan mengganti lensa mata yang telah keruh dengan lensa mata yang baru. Sebab katarak adalah penyakit mata yang membuat penglihatan kabur akibat terjadi kekeruhan pada lensa mata.

Apalagi jika penyebab kebutaan itu adalah kelainan refraksi seperti miopia (rabun jauh). Angkanya tergolong kecil, tapi minus yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ablasio retina yang bisa menyebabkan kebutaan. Nah, untuk menyembuhkan mata dari miopia ini ada operasi Lasik. Dengan operasi Lasik, orang yang tadinya minus bisa normal dan terbebas dari kacamata.

Sedangkan penyakit hati yang menyebabkan buta hati, terkadang tidak disadari oleh pelakunya. Bahkan ketika dinasihati orang lain pun, sering kali ia tidak mau menerima. Akhirnya semakin parah dan tertutup dari hidayah.

3. Buta mata bisa disembuhkan

Bahkan ketika sudah buta sekalipun, mata masih bisa disembuhkan. Tergantung penyebabnya. Tentu semuanya dengan izin Allah.

Misalnya, untuk kasus seperti katarak, dapat disembuhkan dengan melakukan operasi. Untuk kasus yang disebabkan oleh inflamasi dan infeksi, dapat disembuhkan dengan obat dalam bentuk tetes atau pil.

Bahkan kini telah berkembang proses implan. Orang yang buta bisa kembali melihat setelah melalui proses implan yang mentransmisikan gambar video langsung ke otak.

Ada juga transplantasi kornea juga dapat membantu orang yang memiliki kehilangan visi akibat jaringan parut kornea.

Sedangkan buta hati ia sulit disembuhkan kecuali hanya orang-orang yang mendapat hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada dokter di dunia yang bisa menyembuhkannya. []

 


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search